BERITA

  • PIDATO MENDIKBUD PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT RI KE-71

    PIDATO MENDIKBUD PADA UPACARA BENDERA PERINGATAN HUT RI KE-71

    Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
    Selamat Pagi, dan Salam sejahtera bagi kita semua.
    Alhamdulillah, marilah kita senantiasa bersyukur kehadirat Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, karena
    pada hari ini kita diberi karunia sehat wal’afiat dan dapat merayakan 71 tahun kemerdekaan Negara
    kita tercinta, Republik Indonesia, di mana pun kita berada.
    Tepat 71 tahun yang lalu, lagu kebangsaan menggetarkan pengibaran bendera pusaka di langit biru
    Ibu Pertiwi, sebagai penanda lahirnya Negara Republik Indonesia. Negara kepulauan dengan jumlah
    penduduk terbesar ke-4 di dunia, yang terbentang di sepanjang khatulistiwa dengan keragaman
    etnis budaya, bahasa, flora dan fauna yang tersebar di 17 ribu pulau, yang dipersatukan oleh
    kesadaran mewujudkan cita-cita bersama.
    Satu dari empat cita-cita mulia yang ingin diwujudkan Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan
    bangsa. Karena itulah Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945 mengamanatkan,
    setiap warga negara berhak mendapatkan pendidikan.
    Para peserta upacara yang saya hormati,
    Upaya mencerdaskan kehidupan bangsa telah kita lakukan secara gotong royong tanpa mengenal
    lelah dan tidak akan pernah berhenti. Pada saat memproklamasikan kemerdekaan 95%
    penduduknya buta huruf, saat ini bangsa Indonesia telah berhasil membalik keadaan menjadi 96%
    melek huruf. Tidak banyak negara yang bisa mengatasi buta huruf secepat Indonesia.
    Saat ini tugas mendesak dunia pendidikan memastikan setiap anak Indonesia memiliki keterampilan
    yang dibutuhkan untuk menang di abad 21. Untuk itu, ada tiga hal yang mendesak yang harus
    dilakukan sesuai amanat Nawacita.
    Pertama, membekali anak-anak Indonesia dengan pendidikan karakter agar bisa beradaptasi pada
    lingkungan global yang dinamis dan beragam. Pendidikan karakter bukan hanya tugas sekolah,
    namun juga masyarakat dan keluarga. Mari kita jadikan sekolah sebagai rumah kedua dan sebagai
    taman belajar yang menyenangkan. Mari kita tumbuhkan kebiasaan baik pada setiap anak
    Indonesia. Mari kita tumbuhkan lingkungan dan budaya belajar yang serasi antara sekolah,
    masyarakat dan keluarga.
    Pendidikan berawal dari keluarga dan orangtua adalah guru sekaligus sebagai panutan bagi anak
    karena sebagian besar waktu anak dihabiskan bersama keluarga. Di lingkungan keluarga nilai-nilai
    kasih sayang harus ditumbuhsuburkan, sementara di sekolah perlu dibangun dan dikembangkan
    karakter sosial anak. Karena itu sinergi yang harmonis antara orang tua dengan sekolah adalah
    kunci suksesnya pendidikan anak.
    Kedua, memastikan bahwa setiap anak Indonesia, tanpa ada diskriminasi, mendapatkan layanan
    pendidikan yang bermutu secara merata di seluruh wilayah Indonesia. Kesenjangan layanan
    pendidikan harus diperkecil. Untuk itu kami mengajak sekolah, pemerintah daerah dan masyarakat
    untuk memastikan bahwa semua anak dan siswa dari keluarga kurang mampu mendapatkan Kartu
    Indonesia Pintar (KIP) agar dapat melanjutkan pendidikannya paling sedikit 12 tahun.
    Negara juga sedang memperluas ketersediaan layanan pendidikan di daerah-daerah tertinggal,
    terluar, dan terdepan dengan membangun sekolah garis depan. Saat ini negara melakukan
    rehabilitasi sekolah yang rusak berat, serta memenuhi sarana/prasarana untuk meningkatkan mutu
    pendidikan.
    Ketiga, memastikan bahwa lulusan sekolah memiliki keterampilan yang diperlukan untuk memasuki
    dunia kerja serta bisa memenangkan persaingan regional dan global. Karena itu, Nawacita
    mengamanatkan pentingnya pengembangan pendidikan vokasi yang bermutu dan relevan dengan
    kebutuhan dunia kerja. Saat ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan sedang merevitalisasi
    pendidikan vokasi dengan melibatkan peran serta pemerintah daerah dan industri.
    Para siswa yang saya cintai,
    Tahun 2045 kita akan memperingati 100 tahun kemerdekaan. Kami percaya bahwa di pundak kalian
    lah bisa kami titipkan tugas membawa Indonesia ke puncak kejayaannya. Teruslah belajar, teruslah
    mengejar cita-cita. Kalianlah Generasi Emas 2045 itu.
    Dirgahayu Republik Indonesia
    Jayalah dunia pendidikan dan kebudayaan
    Jayalah negeriku, jayalah Indonesia
    Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
    Jakarta, 17 Agutus 2016

     

    Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P.

KOMENTAR

BERITA LAINNYA

Indeks